expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Profil Relawan


Bio  Ringkas Relawan SERUNAI NUSANTARA:

 











                                      
 
Aidan Suryakusuma. He is mostly involved in many international donor funded programs for Indonesia such as sanitation, UN media center program for Indonesian general election (Pemilu 2004 and Pemilu 2009), and poverty alleviation program to date.  He believes in the power of Social Media (Facebook, Twitter, Blog, Tumblr, Flickr and YouTube integration) and has been exploring and exploiting it for the benefit of communities and organizations. He has over 15 years experience as a journalist and writer in Indonesia with the highest position as an Editor-in-Chief of a newspaper in Jakarta. Successful record of writing books, opinion piece for Indonesian top policy makers and training people throughout Indonesia in writing reports and feature articles. Skilled in establishing and managing day to day media operations and strategic public relations work, he has the knowledge and experience in developing strategies for communications and media outreach.


          Mariski. Holding a bachelor degree in Economics from Parahyangan University came in handy when she worked as an economist at a public company in Indonesia in their think tank division. A lot of it involved research and advertising the new business ideas they developed. It led her to wanting to study more about advertising; hence she set out to UCLA to study professional advertising. However so, she came back to studying Economics and earned her Masters degree from CSUEB and started to combine economics and advertising when working in a real estate development and investment company. Back in Indonesia, she joined the UN working as, “An agent of democracy, or so I’d like to think of myself J,” she said. The last couple years, her post has been as Voters’ Information and Campaign Officer at the UN.
      So, why did she engage in the humanitarian issues? “It tears me apart personally, deeply, to see our brothers and sisters suffering from natural disasters in our beloved Indonesia,” she said. “Though from afar, I just want to do something to ease their burden. Even just a small token, we can make a difference. After all, we all have that little super hero inside us…” 

          Fajar Nursahid.  Cowok kelahiran Kendal ini alumnus Komunikasi dari Universitas Diponegoro, Semarang, dan menamatkan studi S2-nya dari Magister Manajemen Pembangunan Sosial -FISIP UI (2005).  Sejak SMA dia sudah menjadi aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII). Pengalaman bekerja di media juga pernah dicicipinya dengan  menjadi redaktur pelaksana koran kampus (1994-1996); serta Litbang Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Semarang (1996-1999). Pada 1999 bergabung menjadi peneliti di LP3ES Jakarta, menekuni berbagai riset sosial, ekonomi dan politik; mengepalai Divisi Penelitian LP3ES (2008-2010) dan memimpin Quick Count LP3ES-RCTI yang melibatkan ribuan relawan pada Pemilu 2009. Selain itu penah menjadi Staf Ahli Anggota DPR RI 2004-2009 dan Associate Trainer pada Indonesian Education Reform (IER)-Universitas Paramadina, Jakarta. Saat ini, bekerja di UN sebagai Project Manager Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)             

Dewi Talita Elyana. Sembilan (9) tahun bergerak dalam kegiatan tanggap darurat bencana bukanlah usia singkat. Pengalaman panjang ini telah menempa Dewi dan  membuatnya kenyang pengalaman berpindah dari satu bencana ke bencana lain, dari bencana alam hingga bencana buatan manusia. Dia pernah terlibat dalam penanganan bantuan darurat selama konflik di Indonesia Timur  (Provinsi Maluku Utara dan Maluku), konflik etnis di Sampit, peristiwa bom Bali, dan  juga penanganan bantuan darurat untuk bencana alam selama banjir di Manado, Aceh Tamiang, gempa bumi Simeulue dan Bengkulu di Sumatera.
Kegiatannya tak hanya terbatas di dalam negeri, dia juga cekatan menolong orang di mancanegara . Dewi setidaknya pernah terlibat dalam tanggap darurat untuk International Medical Corps, MSF France, UN OCHA, dan UNORC.
Prestasi lain yang tak bisa dilupakannya adalah ketika terlibat menjadi  salah satu anggota tim tanggap darurat di Timur Tengah (mencakup Yordania, Kuwait dan Irak) selama perang Irak pada 2003 lalu.
Bekal penanganan bencana yang dimilikinya juga diperkuat dengan pendidikan dan latihan. Pendidikan menyangkut penanganan bencana yang pernah diikutinya antara lain Public Health in Complex Emergency (PHCE) Training oleh Columbia University yang disponsori USAID-IMC, Rapid Emergency Need Assessment (RENA) training, disponsori oleh UN OCHA.


M. Ichsan Nurbudi. Office colleagues simply call him ‘Mas Ich’, shown him as an easy going person. He has dedicated (wakaf) himself in the field of social entrepreneurship since graduated from Uni till present. He obtained his bachelor degree from Agriculture Faculty, University of Tanjungpura (Untan) Pontianak and obtained his Master degree on Urban and Regional Planning at University of South Australia (UniSA).    
His Working experience ranges from humanitarian to development areas. Started with GTZ project in West Kalimantan, He involved in Rural development project (KUF-GTZ) and conflict resolution Agromitra Foundation). He started working on humanitarian, emergency response, and continues gained experiences on civil society strengthening, BDS and micro finance while involved with Mercy Corps International Indonesia (2001-2004). In Democracy and Governance areas, He has involved in anti-corruption team at Partnership for Governance Reform in Indonesia (Partnership) from 2004-2006 as a Program Manager of Multi-stakeholder and acting  Program Manager of Anti-corruption 2005-2006.
At present, He is working on election and democratic issues at one of the UN program as Political Participation Sector Manager.


Damoza Nirwan. Lulusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sejak masih di sekolah aktif bersama teman-temannya melakukan berbagai kegiatan keorganisasian dan kemanusiaan, baik dari organisasi sekolah, HMM ITB (Himpunan Mahasiswa Mesin ITB), maupun secara independen. Sejak dulu, perhatiannya terhadap kemanusiaan sangat tinggi, tercermin dari fokus kegiatannya yang banyak diarahkan pada pengembangan usaha kecil dan menengah. Saat ini Damoza menjabat sebagai Managing Director  PT. Kartu Semesta Indonesia yang mempekerjakan ratusan karyawan. Dengan semangat tinggi, Damoza meluangkan ruangan di kantornya, menyumbangkan tenaga, materi dan pikirannya untuk membantu para korban bencana. “Saya juga punya anak yang masih kecil-kecil. Saya bisa merasakan derita para korban bencana yang terpaksa mengungsi bersama keluarga mereka,  sehingga saya merasa tergerak," katanya. "Apabila hal serupa terjadi pada saya, saya juga akan sangat berterima kasih kepada para dermawan yang membantu."


Terra Taihitu. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Surabaya ini   memulai karirnya di organisasi internasional The National Democratic  Institute for International Affairs (NDI) Indonesia selama 3 tahun untuk program pemantauan pemilu baik nasional maupun daerah. Beberapa program pemantauan pemilu yang pernah dilakukannya antara lain Audit Daftar Pemilih dan Pemantauan Pilkada Gubernur Aceh, DKI, dan Pemilu Legislatif 2009. Sejak kecil memang bercita-cita untuk bisa bekerja di UN agency, oleh karena itu merupakan sebuah mimpi yang terwujud ketika akhirnya Terra bisa bergabung dengan salah satu UN Agency, untuk proyek Indeks Demokrasi Indonesia.
Pengalaman menjadi relawan yang paling berkesan baginya adalah ketika membantu Ikatan Sindroma Down Indonesia di beberapa kegiatan mereka. Pada awalnya Terra berharap bisa memberikan sesuatu kepada anak-anak penderita down syndrome, namun yang terjadi justru sebaliknya, ia belajar banyak dari mereka.  “Dengan segala keunikan yang mereka miliki, mereka melatih saya untuk jauh lebih kuat sebagai seorang individu,  lebih toleran dan mengasihi satu dengan yang lain,” katanya. “For me, everyone is unique, the way GOD has made us, therefore let’s join hand in hand to help others, if you can’t do much, try at least…to make them smile.”