expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 05 Maret 2011

Pasca Banjir Lahar Dingin: Material Erupsi Masih Ancam Warga


Warga antre menyeberang di atas  jembatan yang melintasi Sungai Pabelan, pada saat terjadi banjir lahar dingin yang menghanyutkan material erupsi Merapi, beberapa waktu lalu. (FOTO: ANTARA)

Magelang, CyberNews-Suara Merdeka. Potensi banjir lahar yang melalui alur Kali Putih masih sangat besar. Material tersebut dari hasil erupsi 2010 dan yang sebelumnya. Hal itu terungkap dalam ekspedisi oleh relawan Kompag Merapi di alur sungai itu, mulai kawasan Jumoyo-Srumbung-Jurang Jero sampai Kandang Macan, yang dilakukan pada akhir Februari (Minggu 27/2).

Dari hasil ekspedisi diketahui bahwa tidak hanya material erupsi 2010 saja yang mengancam warga di bantaran Kali Putih namun juga hasil erupsi-erupsi Merapi sebelumnya. Kondisi ini bisa terjadi karena hampir semua dam di Kali Putih rusak. "Tinggal PU-D2 saja yang kondisinya masih bagus. Cekdam lainnya sudah rusak bahkan sebagian hilang diterjang banjir lahar," kata Koordinator Ekspedisi Kompag Merapi Sumari.

Menurut Sumari, cekdam di Kali Putih yang rusak di anta ranya cekdam PU-RD5, PU-D1 Desa Mranggen, PU-C11 Desa Mranggen, cekdam Salamsari, PU-C10 (Ngepos), PU-D5 (Jurang Jero), PU-D4 (Jurang Jero), dan PU-D3 (Jurang Jero). Adapun cekdam PU D1 di kawasang Jurang Jero masih berdiri namun dalam kondisi mengenaskan karena separuh lebih badan sudah ambruk.

"Besi-besi penguat struktur cekdam juga sudah habis dijarah maling," kata dia.

Sumari mengatakan, hilangnya cekdam ini membuat lereng Gunung Merapi mengalami penggerusan yang luar biasa. Kedalaman Kali Putih bertambah karena dasar sungai mengalami degradasi. "Dari ekspedisi kami sampai kawasan Kandang Macan menunjukkan bahaya masih mengancam alur Kali Putih. Di sana material masih banyak dan ada kecenderungan erosi terbawa arus," kata dia.

Penggerusan tebing-tebing Gunung Merapi inilah yang diduga menyebabkan material erupsi lama ikut turun bersama lahar  Hasil penelitian UGM juga menunjukkan bahwa sebagian material vulkanik yang menenggelamkan Desa Sirahan dan Jumoyo merupakan material lawas.

Ketua Kompag Merapi Bejo SP menambahkan, ekspedisi dilakukan oleh 20 relawan Kompag Merapi. Sampai di Kandang Macan, mereka menancapkan bendera Kompag Merapi di atas batu besar berdiameter 12 meter. "Ini untuk mengingatkan dan memotivasi relawan Kompag Merapi agar tetap bersemangat bekerja untuk kemanusiaan. Kami selalu menyampaikan informasi banjir terkini lewat frekuensi 14.8280," kata dia.

Dia menjelaskan, saat ini ada ratusan anggota dan simpatisan Kompag Merapi aktif melaporkan perkembangan terkini di semua alur Kali Putih dan Kali Pabelan. "Jika terjadi hujan deras dan sinyal mulai meliuk-liuk maka relawan Kompag harus segera menempatkan diri di titik-titik yang sudah ditentukan. Mereka akan melaporkan kondisi cuaca, angin, arus sungai dan kemungkinan banjir lahar dingin," kata dia.

Dia menegaskan, aktifitas yang dilakukan relawan Kompag Merapi sejak awal erupsi Gunung Merapi sampai banjir lahar ditujukan untuk kemanusian. "Kami menyebarkan informasi banjir lahar untuk kepentingan kemanusiaan," kata dia.

Jalur Magelang-Yogyakarta Kembali di Buka
Sementara itu, masyarakat sudah bisa beraktivitas normal setelah jalur Magelang-Yogyakarta kembali dibuka. Jalur ini sudah berhasil dibersihkan dan bebas dari material, akibat lahar dingin yang keluar dari mulut Gunung Merapi. Hari ini, Sabtu (5 Maret), para pengguna jalan bisa kembali melewati jalur tersebut.

Tujuh alat berat yang digunakan yaitu terdiri dari 2 Loder dan 5 eskavator. Akibat dari Gunung Merapi alat ini sempat mengalami kerusakan. Pantauan di lapangan hari ini, Magelang, Kali putih ini jalur kembali dibuka sejak pukul 04.45 WIB. Satu persatu kendaraan lewat diantaranya, mobil, truk, motor, yang sudah mengantri sejak semalaman.

Meski jalan sudah mulai dibuka kembali, warga yang melintasi daerah tersebut agar berhati-hati,karena masih banyak kerikil-keril tajam yang tersebar di daerah tersebut. Hingga berita ini diturunkan, arus lalulintas Jalan Raya Magelang-Yogyakarta terlihat lancar. Namun, sisa-sisa dari material yang masih melekat dijalan. Kondisi di jalan tersebut juga masih licin warga dihimbau untuk mengurangi kecepatan saat berkendaran.

Selain itu, beberapa truk mengantre untuk mengambil material yang ada di jalan. Selain petugas polisi, Bina Marga, PMI, petugas Telkom dan PLN juga memperbaiki jaringan listrik dan telepon karena sebanyak lima tiang telepon ambruk akibat terjangan lahar dingin Gunung Merapi.

( MH Habib Shaleh / CN27 / JBSM )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar