expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 10 November 2010

Banyak Warga Belum Tersentuh Bantuan

Penduduk yang hendak diungsikan dari Desa Gemampir di lereng Merapi. Mereka jadi bagian kecil dari 320.090 pengungsi yang berserak di tempat-tempat penampungan sementara di DIY dan Jawa Tengah. (FOTO: Kemal Jufri/New York Times)*
Rabu, 10 November 2010

Magelang, Kompas - Hingga hari keempat pascagelombang pengungsian akibat erupsi Merapi pada 5 November lalu, banyak pengungsi belum mendapatkan bantuan memadai. Jumlah pengungsi yang sangat banyak dan tersebar di ratusan lokasi membuat pemerintah kewalahan menangani.

Banyak korban bencana Merapi yang tidak mengungsi, tetapi membutuhkan bantuan pangan, karena lahan pertanian mereka tertutup abu vulkanik.

Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekitar 1.000 warga Dusun Nglawisan, Kelurahan Taman Agung, Kecamatan Muntilan, memilih tidak mengungsi meski wilayah mereka di zona bahaya, sekitar 17,5 kilometer dari puncak Merapi.

Warga bertahan dengan sisa bahan makanan yang ada. Sebagian warga hanya mengonsumsi singkong dan nangka muda karena tidak punya beras.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang Eko Triyono mengatakan, pemerintah akan memberikan dukungan lauk-pauk bagi mereka yang mengungsi di rumah warga. Namun, pengungsi harus melapor kepada kepala desa.

Di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, diperkirakan ada 50 posko pengungsian mandiri di sejumlah lokasi yang belum terjangkau bantuan pemerintah atau swasta. Jumlahnya belum diketahui. Kebanyakan mereka berada di rumah-rumah warga.

Staf Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Boyolali Insan Adhi Asmono, Selasa (9/11), menuturkan, pengungsi yang terdata sebanyak 66.993 jiwa berasal dari Selo, Cepogo, dan Musuk. Mereka tersebar di 75 lokasi pengungsian. Pemkab Boyolali kewalahan menangani karena jumlah mereka sangat banyak. Kebutuhan yang paling mendesak adalah beras karena stok beras pada Selasa hanya untuk 1,5-2 hari lagi.
Insan mengakui, kebutuhan pengungsi saat ini hanya diketahui dari posko-posko pengungsian yang terdata oleh Pemkab Boyolali. Yang belum terdata kebanyakan di rumah warga. ”Jadi susah untuk didata,” kata Insan.

Secara keseluruhan, di Jateng tercatat ada 214.527 pengungsi yang tersebar di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten. Jumlah pengungsi di Magelang pada Selasa terdata 82.944 orang di 223 lokasi. Mereka antara lain menempati sejumlah kantor dinas, gudang Bulog, dan balai desa. Di sejumlah tempat juga didirikan tenda.

Warga Kabupaten Magelang mengungsi hingga keluar kawasan Kabupaten dan Kota Magelang, antara lain ke Wonosobo, Purworejo, dan Kendal.

Pemkab Magelang kembali mengajukan permintaan bantuan dana untuk korban bencana erupsi Gunung Merapi kepada Pemprov Jateng Rp 4 miliar. Selain dana sudah habis, jumlah pengungsi terus membengkak.
Terkait pengungsi, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif mengatakan, pihaknya tengah mendata ulang pengungsi yang berada di barak-barak pengungsian.

Di Bandung, Selasa, Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla meminta perguruan tinggi di sekitar daerah terimbas letusan Gunung Merapi aktif menyediakan pengungsian yang layak. Misalnya, menyiapkan ruang kelas untuk berteduh dan sarana sanitasi untuk pengungsi. Hal ini perlu agar pengungsi merasa aman dan nyaman.

 ”Beberapa perguruan tinggi sudah aktif menyediakan tempat bagi pengungsi, seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,” katanya.

Bantuan negara sahabat
Parlemen China berjanji akan membantu penanganan bencana di Indonesia. Selain bantuan uang setara Rp 13 miliar, mereka juga akan menyumbang alat peringatan dini tsunami. Hal itu disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufik Kiemas seusai bertemu Ketua Parlemen China Wu Bangguo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

Secara terpisah, Wakil Presiden Boediono menggalang dana saat menonton pertunjukan wayang orang Bharata dengan lakon ”Satya Wiratama”, Senin malam. Jumlah dana yang terkumpul mencapai Rp 7,7 miliar dan makanan senilai Rp 200 juta dari direksi sejumlah BUMN yang diundang. Dana langsung disalurkan lewat Palang Merah Indonesia Pusat. Demikian disampaikan Juru Bicara Wapres, yang juga Staf Khusus Bidang Media Massa, Yopie Hidayat kepada pers, di Istana Wapres, Selasa.

Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi mengingatkan agar penyelenggara negara tetap memerhatikan prosedur yang benar dalam pengadaan barang dan jasa saat menangani bencana. Prosedur penunjukan langsung hanya ditolerir pada masa tanggap darurat. Demikian Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah, Selasa di Jakarta.

Gempa bumi
Di luar aktivitas Merapi, Selasa pukul 14.03, wilayah DI Yogyakarta dan sekitarnya diguncang gempa tektonik berkekuatan 5,6 skala Richter. Gempa berpusat di 125 kilometer barat daya Bantul.
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta Tonny Agus Wijaya, gempa tektonik di perairan laut ini tidak memengaruhi Merapi.

Gempa itu terasa sampai di Kota dan Kabupaten Blitar, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Namun, getarannya ringan.

Selasa pukul 19.30, gempa berkekuatan 5,7 skala Richter mengguncang Sukabumi, Cianjur Selatan, Tasikmalaya, dan Bandung. Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan, gempa berpusat di laut sekitar 139 kilometer sisi tenggara Sukabumi di kedalaman 14 kilometer.

Gempa bumi berkekuatan 5,6 skala Richter juga mengguncang Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa sekitar pukul 18.00. Gempa yang berpusat di kedalaman 18 kilometer pada 65 kilometer sebelah tenggara Pulau Siberut itu sempat membuat warga panik dan berlarian ke bukit.

(PRA/WIE/EGI/HEN/WHO/ENY/CHE/NIK/HAR/NTA/WHY/INK/REK/ADP)

*Kami menggunakan foto pengungsi Merapi dengan mencantumkan akreditasinya. Bila pemilik foto keberatan, silakan kontak kami dan foto akan kami ganti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar