expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 22 November 2010

MERAPI: MUNCUL AWAN PANAS, MASYARAKAT TETAP DIMINTA WASPADA

22 November 2010 

KEDAULATAN RAKYAT, YOGYAKARTA -Aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir tergolong landai. Erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang terus menurun. Namun status Merapi masih tetap Awas (level IV), karena berdasarkan monitoring sismik masih terekam gempa vulkanik, tremor beruntun maupun awan panas kendati energinya rendah. 

”Tremor dan gempa vulkanik menunjukkan pasokan magma terus terjadi. Hanya saja intensitasnya lebih rendah dibanding saat terjadi erupsi eksplosif beberapa waktu lalu. Adanya tekanan magma juga diindikasikan dengan masih munculnya kolom asap sulfatara meskipun tidak terlalu tinggi,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Dr Surono, Minggu (21/11). 

Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, hingga Minggu pukul 18.00 terjadi gempa vulkanik sebanyak 6 kali, guguran 6 kali dan gempa tektonik sebanyak 3 kali. Kemarin muncul awan panas pada pukul 17.23 yang didahului gempa tektonik pukul 17.22. Awan panas mereda sekitar pukul 19.00. 

”Awan panas terjadi bersamaan dengan lahar hujan di Kali Senowo. Gempa tektonik belum berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas Merapi, bahkan dari pemantauan kegempaan angkanya relatif lebih rendah. Aktivitas Merapi sekarang relatif flat (landai),” kata Kepala BPPTK Yogyakarta, Drs Subandriyo MSi. 

Bahaya sekunder yang harus terus diwaspadai adalah lahar dingin, yang mengancam warga di bantaran sungai yang berhulu di puncak Merapi. ”Lahar dingin menjadi ancaman serius, apalagi sabo dam yang dibangun sudah penuh material Merapi dan pepohonan yang tumbang akibat diterjang awan panas,” ujar Subandriyo. 

Dari pengamatan visual kemarin, teramati asap putih keabuan bertekanan sedang setinggi 600 meter condong ke arah barat daya. Dari CCTV Deles dan Museum, pukul 00.14 terekam asap 800 meter condong ke barat daya. Selanjutnya pada pukul 04.36, asap putih 600 meter yang juga condong ke barat daya terekam dari CCTV Museum. 

Menurut Surono, indikator penurunan intensitas letusan juga ditunjukkan dengan sudah tidak terjadinya deformasi yang signifikan. Selain itu, kandungan gas pada material yang dikeluarkan dari puncak Merapi juga menunjukkan penurunan. Meski demikian, Surono mengingatkan agar tetap waspada, serta meminta masyarakat bersabar hingga erupsi Merapi benar-benar berhenti. 

”Ibarat pesawat sedang landing, penumpang harus tetap duduk dan tidak melepas seat belt sebelum pesawat benar-benar berhenti,” ujarnya.

(Tim KR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar