expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 28 November 2010

Merapi: Perlu Kejelasan Strategi Rencana BNPB

27 November 2010 


YOGYAKARTA, KEDAULATAN RAKYAT- Saat ini fokus pemerintah soal penanganan korban letusan Merapi memasuki tahap recovery dan masih dalam tanggung jawab Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, pemerintah pusat perlu memberi batasan kewenangan yang jelas jika nantinya BNPB sudah habis ‘masa kerjanya’. Hal ini penting agar tidak terjadi putus koordinasi dengan pemerintah daerah.


Menurut pakar penanganan bencana, Eko Teguh Paripurno, mulai dari sekarang pemerintah setidaknya sudah membuat strategi rencana. Dengan begitu, saat terjadi pergantian penanganan dari pusat ke daerah bisa berjalan mulus dan tidak mendatangkan masalah baru bagi korban pengungsian. 

Menurutnya, keberadaan BNPB di saat penanganan korban erupsi Merapi pada awalnya memang belum familiar bagi masyarakat. Padahal badan ini cukup vital, apalagi untuk daerah-daerah rawan bencana karena mendapat mandat langsung dari presiden. Untuk itu pemerintah perlu memikirkan agar BNPB bisa berdiri minimal di setiap provinsi. Namun pada kenyataannya, keberadaan BNPB belum merata di beberapa daerah. Di DIY sendiri, pendirian BNPB sedang dalam proses. 

”Pendirian BNPB di tiap-tiap provinsi di Indonesia sebaiknya berdasarkan skala prioritas daerah, dilihat dari peta rawan bencana. Harapannya, nanti bisa meminimalisir datangnya korban,” ujar Koordinator Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta ini pada KR, Kamis (25/11). 

Hal senada juga diutarakan Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta Lincolin Arsyad yang mengatakan, koordinasi perlu dipertegas lagi. Menurutnya, jangan sampai ada kesan bahwa peran dari berbagai institusi dan LSM selama ini justru lebih aktif dalam membantu pemulihan korban bencana Merapi, ketimbang BNPB. 

Direktur Program MM UGM ini mengatakan, peran BNPB dalam beberapa tahun ke depan sangat penting. Karena itu, perlu diisi orang-orang yang memang memiliki kapasitas, lantaran berhubungan dengan masyarakat luas. ”Kita juga jangan malu belajar dari negeri luar seperti Jepang yang memang sudah terbukti bagus dalam hal penanganan bencana alam,” katanya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar